ARB FOR PRESIDEN RI KE-7

ARB FOR PRESIDEN RI KE-7
ARB AKAN MEMBANTU SISTEM RUMPUT LAUT DI LIYA

Jumat, 13 Mei 2016

MAU PARTAI GOLKAR BANGKIT MEMBAHANA, "PILIH KETUA UMUMNYA SYAHRUl YASIN LIMPO

oleh ALI HABIU


Menghadapi Munaslub Partai Golkar malam ini dalam pemilihan Ketua Umum Partai belambang beringin ini, tak salah lagi Vote Tunggal jatuhkan sama Bapak Syahrul Yasin Limpo sebagai kandidat calon Ketua Umum Partai Golkar Piode 2016 - 2021.

Mengapa pilihan jatuh sama beliau, sebab yakin haqqul yakin, insya allah ditangan beliau Golkar akan bangkit kembali kejayaannya dan roh jiwanya dengan  mengadaptasikan konstelasi zaman sehingga dapat mengajak seluruh masyaakat indonesia untuk menuju kesejahteraan, adil dan merata dengan mengedepankan kebesamaan dan gotong royong membangun industri petanian sebagai soko guru perekonomian nasional

Tak usah ragu pilihan jatuhkan bulat sama Bapak Syahrul Yasin Limpo, sebab beliau memiliki integitas keilmuan yang cukup handal dibidang pemeintahan desa dan juga telah meniti karier paripuna mulai dari Kepala Kelurahan, Kepala Kecamatan, sampai Bupati dan Gubenur di Sulawesi Selatan.

Yuk Mari Bersama Vote Tunggal  Nomor Urut 8, Syahrul yasin Limpo
Semoga Tuhan YME, Allah Subhana Wataala MeridhoiNYA, Amin.



Sabtu, 14 November 2015

SILSILAH GARIS KETURUNAN LA ODE MUHAMMAD ALIHABIU (LA ODE SARUHU) CALON LEGISLATIF WAKATOBI 2014, DAPIL WAKATOBI-2, WANGI-WANGI SELATAN

 

 OLEH : ALI HABIU

 

Ali Habiu ( Saruhu )




Sebelum LA ODE SARUHU memegang Ketua Umum Lembaga KabaLI Indonesia, pernah memegang berbagai organisasi masyarakat nasional dan organisasi massa nasional seperti : Anggota Aktif Karyawan Inti Atar Rakyat (KIARA) Pusat Bidang Sosial Budaya, Anggota Korps Brigade Pemuda Pelopor Penerus Kemerdekaan Bangsa Indonesia (PPKBI) Pusat, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Daerah PPKBI Sulawesi Tenggara, Ketua Umum Kerukunan Keluarga Mahasiswa dan Pemuda Talo-Talo Makassar, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Indonesia Buton (KKIB) Makassar dan Berbagai Lembaga Teknis dan Sosial di Indonesia.


Sedangkan spesifikasi pendidikan formal jenjang akademis adalah : Degree Expert  on Civil Engineering of Hasanuddin Univercity, Engineer  on Water Resources Engineering of Brawijaya Univercity and Magister of Sciences  on Development Administration of Haluoleo Univercity.

A. SILSILAH GARIS KETURUNAN BAPAK NENEK LAKI-LAKI 
  1. LA BALULUWU (RAJA BUTON KE-II ) KAWIN BULA WAMBONA (ANAKNYA RAJA BUTON KE-I, YAKNI SIBATERA + WA KAA KAA), awal abad ke XIII, melahirkan :
  2. BATARA GURU (RAJA BUTON KE-III) KAWIN DENGAN WAILUNCUGI, melahirkan : 
  3. RAJA MANGUNTU, melahirkan :
  4. LA KASITURI, melahirkan :
  5. LA MAYINDO, melahirkan :
  6. LA KABAURA (LAKINA MANCUANA KUMBEWAHA), melahirkan :
  7. LA BUKE, melahirkan :
  8. LA ODE ARAFANI (SAPATI BALULUWU), melahirkan :
  9. LA ODE DANI (OPUTA KABUMBU MALANGA ATAU SULTAN BUTON KE-XII), melahirkan :
  10. LA ODE YANI (RAJA LIYA KE-4), , melahirkan 
  11. LA ODE OGENA (RAJA LAWELE), melahirkan :
  12. LA ODE PODIMBA, (Bobeto Mancuana Matanayo : Konta Bitara) melahirkan :
  13. LA ODE BELO, (Bobeto Mancuana Matanayo : Konta Bitara) melahirkan :
  14. LA ODE KALEMBUNGO (Bobeto Mancuana Matanayo : Konta Bitara), melahirkan :
  15. LA ODE TANGI, (Bobeto Mancuana Matanayo  Konta Bitara) melahirkan :
  16. LA ODE SIYU, (Bobeto Mancuana Matanayo : Konta Bitara) melahirkan :
  17. DR (HC) LA ODE UNGA WATHULLAH (ayahanda tercinta), melahirkan :
  18. LA ODE SARUHU (LA ODE MUHAMMAD ALI HABIU)
B. SILSILAH GARIS KETURUNAN BAPAK NENEK PEREMPUAN 
  1. LA BALULUWU (RAJA BUTON KE-II) KAWIN BULA WAMBONA (ANAKNYA RAJA BUTON KE-I, YAKNI SIBATERA + WA KAA KAA), awal abad ke XIII, melahirkan :
  2. BATARA GURU (RAJA BUTON KE-III) KAWIN DENGAN WAILUNCUGI, melahirkan ::
  3. RAJA MANGUNTU, melahirkan :
  4. LA KASITURI, melahirkan :
  5. LA MAYINDO, melahirkan :
  6. LA KABAURA (LAKINA MANCUANA KUMBEWAHA), melahirkan :
  7. LA BUKE, melahirkan :
  8. LA ODE ARAFANI (SAPATI BALULUWU), melahirkan :
  9. LA ODE DANI (OPUTQ KABUMBU MALANGA ATAU SULTAN BUTON KE-XII), melahirkan :
  10. LA ODE NGKARIRI (SANGIA MANURU ATAU SULTAN BUTON KE-XIX),melahirkan:
  11. LA ODE ALI (RAJA LIYA KE- 2 SETELAH TALO-TALO), melahirkan :
  12. LA ODE DENI (RAJA LOWU-LOWU), melahirkan :
  13. LA ODE LATINE,  (Sara Agama) melahirkan :
  14. LA ODE POU , (Sara Agama) melahirkan :
  15. LA ODE DHAENI (LAKINA AGAMA DI KULATI, Tomia), melahirkan :
  16. LA ODE WARA, (Sara Agama)  melahirkan :
  17. LA ODE SIYU, melahirkan :
  18. DR (HC) LA ODE UNGA WATHULLAH (ayahanda tercinta), melahirkan :
  19. LA ODE SARUHU (LA ODE MUHAMMAD ALI HABIU)
C. SILSILAH GARIS KETURUNAN DARI BAPAK IBU
1.     LA BALULUWU (RAJA BUTON KE-II) KAWIN BULA WAMBONA (ANAKNYA RAJA BUTON KE-I, YAKNI SIBATERA + WA KAA KAA), awal abad ke XIII, melahirkan :
2.     BATARA GURU (RAJA BUTON KE-III) KAWIN DENGAN WAILUNCUGI, melahirkan ::
3.     RAJA MANGUNTU, melahirkan :
4.     LA KASITURI, melahirkan :
5.     LA MAYINDO, melahirkan :
6.     LA KABAURA (LAKINA MANCUANA KIMBEWAHA),melahirkan :
7.     LA BULA,  melahirkan :
8.     KASAWARI, melahirkan :
9.     LA ODE BANGGALA (RAJA LIYA KE- 10 /YARO WATU), melahirkan :
10.  LA ODE BUNGA TONDO (RAJA LIYA KE- 11 /YARO AHU), melahirkan :
11.  LA ODE HANDALA (KHATIBI MESJID AGUNG LIYA), melahirkan :
12.  LA ODE DUMU (KONTA BITARA), melahirkan :
13.  LA ODE KARIBU (KONTA BITARA), melahirkan :
14.  LA ODE MANE (MENTU’U SOLODADU), melahirkan :
15.  LA ODE ABDULU, melahirkan :
16.  WA ODE HAWA (ibunda tercinta), melahirkan :
17.  LA ODE SARUHU (LA ODE MUHAMMAD ALI HABIU) 

     Mohon dukungan dan doanya semua warga masyarakat yang berdomisili di wilayah Wangi-Wangi Selatan. Coblosnya Partai Golkar 5, Nomor Urut : 4, Nama : Ir.L.M. Ali Habiu,AMts.,M.Si. Insya Allah atas keridhooan Allah SWT, kita bangun bersama negeri kita untuk kesejahteraan masyarakat secara merata, adil dan bijaksana.*****

Jumat, 15 November 2013

PIDATO POLITIK HARI ULANG TAHUN KE-49 PARTAI GOLONGAN KARYA

Dibacakan pada Acara Peringatan HUT ke-49 Partai Golkar, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, 20 Oktober 2013





Assalamu alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenannyalah kita dapat bersama-sama menghadiri Peringatan HUT Partai Golkar ke-49 ini dalam keadaan sehat wal afiat. Pada ulang tahunnya yang ke-49 ini, kita semua bersyukur bahwa Partai Golkar sebagai kekuatan pembangunan tetap dicintai rakyat dan masih diberikan kesempatan oleh rakyat sebagai partai politik besar dengan basis dukungan suara yang merata di seluruh Indonesia.

Partai Golkar sebagai partai yang terbuka, bagaimanapun merupakan representasi dari kebesaran dan kemajemukan bangsa Indonesia. Karenanya, Partai Golkar senantiasa berterima kasih kepada segenap rakyat Indonesia yang telah memberikan dukungan dan kepercayaannya kepada Partai Golkar.
Peringatan HUT Partai Golkar ke-49 ini memiliki makna yang strategis, karena selain usianya yang sudah mendekati setengah abad, juga karena peringatan HUT Partai Golkar ini dilaksanakan pada saat perjalanan reformasi bangsa ini, masih belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih berlangsung dalam proses bongkar pasang, sehingga perlu segera langkah-langkah penataan secara mendasar. Selain itu, juga strategis karena merupakan peringatan HUT Partai Golkar  terakhir menjelang momentum politik nasional yakni Pemilu 2014.
Sudah menjadi komitmen dan tekad kita bersama bahwa, pada Pemilu 2014, kita semua akan bersungguh-sungguh, bekerja keras, bahu-membahu dan bersama-sama untuk memenangkan Partai Golkar. Dalam kesempatan ini, saya sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar menanyakan kesanggupan kita semua untuk memenangkan Partai Golkar yang kita cintai ini pada Pemilu 2014 : Apakah saudara-saudara siap memenangkan Partai Golkar?  Terimakasih!

Hadirin sekalian yang berbahagia,
Pada kesempatan yang baik ini, di tengah memperingati usia Partai Golkar yang ke-49, saya ingin kembali menegaskan bahwa kita tidak hanya berupaya untuk memenangkan Pemilu dan Pilpres 2014, tetapi juga lebih dari itu dengan kemenangan tersebut, kita ingin menegaskan komitmen kita untuk mengembalikan hakikat politik sebagai sarana untuk memperjuangkan ideologi dan cita-cita mulia.
Dengan demikian, berpolitik merupakan upaya yang mulia untuk mewujudkan cita-cita politik, untuk memastikan terwujudnya kemaslahatan bersama dan kesejahteraan rakyat. Dengan memahami hakikat politik sedemikian, maka Partai Golkar mempelopori tradisi politik yang jauh dari pendekatan pragmatis-transaksional. Partai Golkar mengembangkan suatu tradisi politik yang produktif didasari oleh pemahaman yang benar, bahwa berpolitik adalah panggilan dan perjuangan untuk mewujudkan ideologi dan cita-cita politik.

Kita juga ingin merubah tradisi politik yang diwarnai oleh intrik, politiking, bahkan fitnah-fitnah politik menjadi tradisi persaingan kualitatif, yang bertumpu pada ide dan gagasan sebagai instrumen politik. Kita ingin mengembangkan tradisi politik yang memperkuat kualitas demokrasi. Itu semua kita lakukan dalam kerangka Partai Golkar sebagai the party of ideas. Karena itulah, Partai Golkar secara sungguh-sungguh menggagas konsep Visi Indonesia 2045, sebagai blue print Partai Golkar dalam merespons dan menjawab tantangan bangsa ke depan. Karenanya, kemenangan Partai Golkar adalah penting untuk memastikan bahwa pembangunan akan terus berjalan dan rakyat semakin sejahtera.

Terkait dengan itulah, saya perlu menegaskan kembali bahwa kita berjuang untuk memenangkan pemilu, tidak semata-mata untuk mengejar kekuasan demi kekuasaan, posisi, atau jabatan itu sendiri. Bagi Partai Golkar kekuasaan adalah sasaran antara, dan bukan tujuan utama. Partai Golkar adalah partai karya dan kekaryaan. Kekuasaan kita perlukan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik, untuk memberikan karya dan kemajuan yang konkret dan nyata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kita telah bertekad untuk memberikan pendidikan yang lebih maju bagi anak-anak Indonesia, membuka lapangan kerja, membangun infrastruktur, rumah sakit, irigasi dan masih banyak lagi. Semua itu akan kita lakukan sambil memperkuat rumah kita bersama, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dilandasi oleh Pancasila, UUD 1945, serta prinsip mulia bhineka tunggal ika.
Itulah tujuan besar kita. Itulah raison d’etre dari kerja keras kita membesarkan Partai Golkar. Partai Golkar harus menjadi tulang punggung Indonesia. Partai Golkar harus menjadi pelabuhan di hati rakyat, tempat mereka menyandarkan harapan dan cita-cita akan kehidupan yang lebih baik.
Hadirin sekalian yang berbahagia,

Setiap memperingati HUT Partai Golkar, maka kita kembali merenungkan pesan sejarah, bahwa kehadiran Partai Golkar, tepatnya pada 20 Oktober 1964 dengan berdirinya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) adalah untuk menegaskan komitmennya dalam menjaga dan mempertahankan ideologi Pancasila, dari rong-rongan kekuatan-kekuatan politik yang hendak menggantikannya dengan ideologi lain, terutama Komunisme.

Kehadiran Golkar juga untuk menepis mengemukanya konflik dan pertikaian politik berbasis ideologi aliran yang berlarut-larut dan menghadirkan instabilitas politik, serta memudarkan konsentrasi membangun bangsa. Di tengah-tengah situasi seperti itulah Golkar hadir sebagai kekuatan pembaharu yang mengedepankan doktrin dan gerakan karya kekaryaan sebagai kekuatan pembangunan.
Sebagai kekuatan pembaharuan dan pembangunan, Golkar telah menorehkan kontribusinya dalam sejarah pembangunan bangsa. Pada usianya yang ke-49 ini Partai Golkar juga tetap tampil sebagai kekuatan pembangunan yang mengedepankan doktrin dan gerakan karya kekaryan, yang senantiasa memperjuangkan aspirasi rakyat selaras dengan motto Suara Golkar, Suara Rakyat!
Hadirin sekalian yang berbahagia,

Kita telah melakukan langkah-langkah penting dalam konsolidasi internal partai. Kita bersyukur bahwa soliditas Partai Golkar tetap terjaga. Saya melihat bahwa gairah segenap kader dan para caleg Partai Golkar demikian tinggi untuk memenangkan Partai Golkar. Saya yakin, kalau segenap pengurus, kader dan keluarga besar Partai Golkar kompak dan solid, maka apa yang dicatat oleh lembaga-lembaga polling bahwa Partai Golkar adalah pertai pemenang Pemilu 2014 akan menjadi kenyataan.

Pada pidato politik saya menyambut HUT Partai Golkar ke-46 dan 47 yang lalu dengan bangga saya mengatakan bahwa padi sudah mulai menguning, dan pada Peringatan HUT Partai Golkar ke-48, padi betul-betul sudah mulai menguning hingga ke pelosok-pelosok desa. Maka pada peringatan HUT Partai Golkar ke-49, kita harus jaga semua itu, dan kita tengah bersiap-siap untuk penen tahun depan, pada Pemilu 2014, yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Partai Golkar ke 50. Pada saat itu, padi akan menjadi beras, dan manfaatnya akan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Saudara-saudara sekalian sebagai pengurus dan kader-kader militan Partai Golkar, telah menanam benih padi yang terus tumbuh menguning. Maka, mari kita rawat dan jaga semua itu.

Para kader dan pimpinan di daerah, serta para pengurus DPP di pusat, telah semakin menyatukan langkah, membulatkan tekad, bekerja lebih keras, untuk memungkinkan langkah-langkah kita dalam merebut dukungan rakyat dan mempersiapkan diri dengan lebih baik menuju gelanggang utama Pemilu 2014. Apakah saudara-saudara sekalian siap memenangkan Partai Golkar?  Terima kasih.
Hadirin sekalian yang berbahagia,

Selain masalah internal, kita juga harus terus memperhatikan perkembangan di tingkat kebijakan dan pemerintahan,  di pusat dan di daerah, serta lebih jauh lagi, kita harus terus membaca denyut nadi perkembangan side affects valium kontemporer dalam masyarakat kita. Bahkan juga, kita harus terus mencermati perkembangan global yang dapat berdampak pada dinamika kehidupan bangsa kita.
Dalam mencermati dinamika kehidupan bangsa, kita dihadapkan pada banyak isu penting. Yang paling menonjol belakangan ini adalah upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kita semua tentu sangat prihatin menyusul peristiwa tangkap tangan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan beberapa oknum politisi serta yang lain oleh KPK. Kita tahu, bahwa setelah kejadian itu banyak sorotan yang diarahkan kepada Partai Golkar.

Pada kesempatan ini, saya tegaskan bahwa, Golkar adalah partai yang senantiasa menjunjung tinggi supremasi hukum, penegakan hukum dan keadilan. Partai Golkar memiliki komitmen yang tinggi dalam pemberantasan korupsi yang dilakukan tanpa pandang bulu dan tidak tebang pilih. Oleh karena itu, apabila terdapat kader Partai Golkar yang berurusan dengan KPK dan/atau lembaga penegak hukum lainnya, maka Partai Golkar sepenuhnya mendukung proses hukum dapat dilakukan dengan seadil-adilnya sesuai dengan fakta-fakta hukum yang ada. Ini menunjukkan bahwa Partai Golkar memiliki komitmen yang nyata dalam pemberantasan korupsi dalam kerangka supremasi hukum.

Terkait dengan isu “politik dinasti” yang marak belakangan ini, saya tegaskan bahwa Partai Golkar pada hakikatnya adalah partai yang modern dan demokratis. Partai Golkar tentu menghormati dan tidak bisa melarang setiap warga negara untuk dapat berkiprah dalam dunia politik, karena hak politik adalah bagian integral dari hak asasi manusia. Dalam kaitannya dengan “politik dinasti”, kita harus dudukkan permasalahannya secara proporsional, bahwa selama yang disebut sebagai bagian dari politik dinasti itu mampu tampil sebagai pejabat publik yang didukung rakyat dan mampu menjadi pemimpin yang amanah, transparan dan akuntabel dalam menjalankan pemerintahan, kebijakan-kebijakannya pun bertumpu pada kepentingan publik dan kesejahteraan rakyat, maka kita tidak boleh sertamerta mengutuk apa yang belakangan ini diwacanakan sebagai politik dinasti.

Tetapi, apabila yang terjadi sebaliknya, seorang pejabat publik melakukan korupsi dan manipulasi kebijakan publik, sehingga menjauhkannya dari upaya mensejahterakan rakyat, maka tanpa menghubungkannya dengan politik dinasti pun, yang bersangkutan akan berhadapan dengan hukum. Kita hidup di negara hukum, dan selama penegakan hukum dilakukan secara adil, maka politik dinasti yang kontraproduktif akan terkoreksi dengan sendirinya. Kita setuju dengan konteks etika dan kepatutan, sebagai bagian dari kritik utama fenomena politik dinasti, tetapi bagi Partai Golkar yang paling utama adalah penegakan hukum, karena Indonesia adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan orang per orang.
Isu penting lainnya adalah, sebagai tindak lanjut dari penangkapan Ketua MK, Presiden telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPPU). Kita menghormati apa yang dilakukan oleh Presiden tersebut sebagai bagian dari hak yang melekat padanya. Namun, Partai Golkar memandang perlu adanya kajian lebih lanjut secara komprehensif-integral yang dilakukan oleh lembaga legislatif, sehingga solusi yang ada secara sungguh-sungguh dapat menyelesaikan akar permasalahan yang sebenarnya, di mana solusi ini merupakan bagian integral dari upaya kita untuk melakukan penataan sistem ketatanegaraan kita, sebagaimana yang juga telah dilakukan oleh Tim Kajian Sistem Ketatanegaraan yang telah dibentuk oleh MPR-RI.

Hadirin sekalian yang berbahagia,
Dalam konteks internasional, kita juga dihadapkan pada banyak isu penting belakangan ini. Yang cukup menonjol adalah, peristiwa politik yang terjadi di Amerika Serikat, dimana Senat dan Kongres mereka telah memutuskan untuk mengakhiri “shutdown” atau penutupan pemerintahan Presiden Barack Obama. Dampak ekonomi dari peristiwa itu, selain krisis ekonomi sebelumnya di Amerika dan Eropa, dapat kita rasakan. Kita bersyukur bahwa pemerintah Amerika Serikat sudah jalan kembali, kendatipun krisis dan kebuntuan politik masih selalu membayangi.

Selain dampak ekonomi, kita juga dapat memetik hikmah dari kasus “shutdown” Pemerintahan Amerika Serikat itu: bahwa dalam berpolitik, dalam memperjuangkan suatu kebijakan, prinsip-prinsip politik harus dipegang teguh. Namun demikian, dalam bergenosiasi politik, kita harus megedepankan konsensus dan semangat untuk mencari jalan keluar, bukan semangat untuk saling menyandera dan membuat jalan buntu. Hikmah ini relevan dengan Partai Golkar yang selama ini dikenal sebagai kekuatan politik yang senantiasa mengedepankan upaya untuk mencapai konsensus dalam dinamika politik bangsa. Itulah hakikat keberadaan Partai Golkar sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

Di bidang kerjasama ekonomi global, Indonesia baru saja menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi APEC. Kendatipun kita tidak bisa mencegah globalisasi sebagai suatu kelaziman global, tetapi negara, dalam kerangka negara kesejahteraan atau welfare state, tetap mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk senantiasa mengedepankan upaya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Orientasi pembangunan ekonomi kita, tetap harus bertumpu pada upaya kemandirian ekonomi bangsa. Dalam konteks inilah, keikutsertaan Indonesia dalam organisasi-organisasi regional dan internasional, termasuk APEC, harus betul-betul dimanfaatkan untuk orientasi kemandirian bangsa tersebut, jangan malah sebaliknya. Hal ini merupakan implementasi dari tetap pentingnya nasionalisme dalam era globalisasi, dan karena itu, betapa pentingnya konsep Nasionalisme ini, maka  saya telah tetapkan  sebagai salah satu dari catur sukses pembangunan nasional yang terurai secara rinci dalam buku Visi Indonesia 2045 : Negara Kesejahteraan, yang meliputi : Pertumbuhan, Pemerataan, Stabilitas, dan “Nasionalisme Baru”.
Terkait dengan itulah, kita juga harus menghentikan derasnya arus barang impor yang kelewat batas serta merumuskan peran asing yang sesuai dengan kebutuhan kita, bukan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kita juga melihat masih tersendatnya rencana pembangunan proyek-proyek infrastruktur serta tersendatnya reformasi di sektor energi.

Semua itu harus dihadapi dan dicarikan jalan keluarnya. Potensi ekonomi Indonesia demikian besar. Partai Golkar harus menyerukan bahwa kita tidak boleh terlalu banyak membuang-buang waktu, menunda dan menunda penyelesaian masalah di kemudian hari. Kita harus berani menghadapi masalah, mencari solusi, dan berani bertindak untuk itu. Inilah hakikat kepemimpinan politik bangsa kita ke depan, dimana pemimpin bangsa akan dihadapkan pada banyak persoalan dan dituntut untuk bisa mengambil keputusan yang tepat demi kemandirian bangsa, dan memastikan arah perjalanan bangsa sudah tepat di jalannya (on the right track) guna memastikan terwujudnya cita-cita bangsa.
Tentu masih banyak lagi isu-isu aktual dan mendasar bangsa yang perlu kita sikapi dan tentu terlebih dahulu perlu ada kajian yang mendalam. Untuk itu, saya harapkan hal-hal tersebut dapat menjadi bagian dari pernyataan politik Partai Golkar pada Rapimnas ke-5 yang akan kita adakan pada tanggal 21-23 November yang akan datang.

Hadirin sekalian yang berbahagia,
Sekali lagi, perkenankan saya mengajak kita semua untuk bersyukur atas rahmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT, sehingga Partai Golkar masih tetap eksis dan survive, serta siap menghadapi kompetisi politik Pemilu 2014. Marilah kita perkuat barisan, menuju kemenangan Pileg dan Pilpres 2014 yang akan datang !

Demikian, terimakasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekurangan.
Maju terus Partai Golkar!! Maju terus Bangsa Indonesia!!
Partai Golkar menang, bangsa maju, rakyat sejahtera!!

Wabillahitaufiq walhidayah,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Kamis, 14 November 2013

MEMENANGKAN 2014, WUJUDKAN GOLKAR SEBAGAI PARTAI UTAMA

Sumber : Aburizal bakri Blog. 

 

Amanat saat  Musyawarah  Pimpinan  Nasional Pimpinan Pusat Kolektif Kosgoro 1957 di Makassar, 6 Juni 2011

 


Puji syukur ke hadirat Allah atas segala karunia dan nikmat-Nya, sehingga kita dapat berkumpul bersama, menghadiri Musyawarah Pimpinan Nasional Kosgoro 1957 yang diadakan di kota Angin Mamiri ini.
Kita semua perlu menjadikan Muspimnas Kosgoro 1957 ini sebagai momentum yang tepat untuk bersilaturahmi antara seluruh ormas yang berkiprah dalam Keluarga Besar Partai Golkar. Momentum silaturahmi hanya bisa fungsional bila mampu menggalang kesatuan dan persatuan, mampu mengefektifkan gerakan konsolidasi dalam kerangka penguatan soliditas kita sebagai warga Partai Golkar, sehingga menjadi sebuah kekuatan yang produktif bagi kebesaran Partai Golkar dan kemajuan Bangsa.
Di samping itu, Muspimnas ini juga sekaligus dijadikan sebagai momentum untuk merespons dan membahas berbagai masalah aktual bangsa yang berkembang, sehingga kita dapat menemukan dan memberikan alternatif solusi yang terbaik dan tepat bagi kemajuan bangsa. Saya percaya bahwa Muspimnas Kosgoro 1957 ini akan mampu merumuskan pemikiran-pemikiran konseptual untuk dapat dilaksanakan, baik untuk kepentingan internal organisasi, maupun untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
Saya ingin mengajak kita semua untuk melakukan refleksi historis atas eksistensi, kiprah, dan relevansi organisasi Kosgoro 1957 hingga saat ini. Sekitar 54 tahun lalu, Mas Isman dengan cerdas, genuine, dan visioner dalam menatap jauh ke depan, tergerak mendirikan organisasi yang kita cintai bersama ini. Kosgoro didirikan atas dasar nilai filosofis yang sangat tinggi dan hakiki, sehingga kehadirannya senantiasa dirasakan manfaat dan urgensinya di tengah-tengah perubahan sosial-masyarakat dewasa ini. Nilai filosofis yang menjadi dasar pembentukan organisasi Kosgoro 1957 sangat relevan dengan arah dan orientasi kehidupan masyarakat modern. Nilai filofofis itu tercermin pada Doktrin Tri Dharma Kosgoro 1957, yakni pengabdian, kerakyatan, dan solidaritas.

Dengan doktrin Tri Dharma tersebut, Mas Isman meletakkan dasar perjuangan Kosgoro 1957. Prinsip-prinsip tersebut tidak akan lapuk ditelan zaman, bahkan sebaliknya, memberi nilai yang senantiasa menjadi dasar bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan semangat yang dilandasi doktrin Tri Dharma tersebut, nilai-nilai ideologi Pancasila, senantiasa berkibar di Kosgoro, justru ketika ditengarai nilai-nilai ideologi Pancasila tersebut sedangg mengalami kemerosotan atau melemah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut menunjukkan, bahwa sejak berdirinya Kosgoro senantiasa konsisten dalam menjaga, mengamalkan, dan mengamankan ideologi Pancasila, serta berkontribusi nyata dan aktif dalam menjaga eksistensi dan membangun bangsa.

Dalam perspektif ini, sejatinya Kosgoro 1957 senantiasa menjadi garda terdepan bagi perjuangan Partai Golkar untuk mengamalkan Pancasila, sekaligus melawan bila mana ada pihak yang ingin merongrong Pancasila. Hal ini penting saya ungkapkan sebagai bagian dari refleksi kita, bahwa Golkar didirikan dengan salah satu pendidirnya adalah Kosgoro, sebagai respons terhadap adanya dinamika politik yang diwarnai oleh perdebatan ideologis untuk mengganti Pancasila sebagai Dasar – ideologi negara dan falsafah bangsa Indonesia. Itu sebabnya, Partai Golkar senantiasa konsisten menjadikan Pancasila sebagai ideologi perjuangan partai, sama dengan ideologi negara Indonesia, Pancasila.

Hal tersebut saya kemukakan, karena saya tahu bahwa dalam sejarah perjalanan sosial-politik, sebagai salah satu pendiri Golkar, Kosgoro 1957 tidak pernah lepas dari Golkar dan memang tetap selalu bersama Partai Golkar di era reformasi, pada saat banyak ormas lain mencari bentuknya sendiri. Hal ini menunjukkan, bahwa di satu sisi, Kosgoro 1957 merupakan sebuah organisasi yang memiliki komitmen yang kuat, dan konsisten dalam prinsip perjuangan, dan di sisi lain menunjukkan bahwa, betapa Partai Golkar dan Kosgoro 1957 ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan, terutama karena adanya ikatan historis, ikatan ideologi perjuangan, dan visi yang sama tentang Indonesia masa depan, membangun kemandirian bangsa menuju negara kesejahteraan (welfare state).

Karenanya, ke depan saya tetap dan sangat berharap agar Keluarga Besar Kosgoro 1957 dapat lebih memainkan peran sentralnya sebagai agen perubahan sosial, terutama dalam memberikan akses pada masyarakat luas dalam pemberdayaan ekonomi yang memang menjadi ciri karakter Kosgoro sejak berdirinya, seraya melakukan kaderisasi yang lebih luas, karena di sanalah sesungguhnya semangat doktrin Kosgoro 1957 dapat diwujudkan.

Saya mencermati, Kosgoro 1957 telah berhasil dan mampu memainkan peran gandanya secara tepat . Di satu sisi, Kosgoro 1957 berdiri tegak sebagai sebuah ormas yang konsisten pada ciri karakternya, dan di sisi lain Kosgoro 1957 berdiri sebagai organisasi yang mendirikan dan menyalurkan aspirasinya kepada Partai Golkar. Inilah yang membuat Partai Golkar selalu yakin, percaya, dan sekaligus bangga, untuk senantiasa bersama Kosgoro 1957 dalam berjuang membangun bangsa dan negara.
Mencermati dinamika dan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa dewasa ini, di suatu sisi, membuat kita sangat prihatin, namun di sisi lain tentu kita semakin tertantang untuk mencarikan solusi konprehensif bagi kemajuan bangsa. Kompleksitas permasalahan bangsa dapat kita lihat, antara lain, dalam bidang ideologi, politik, hukum dan ekonomi.

Di bidang ideologi, kita masih melihat adanya gejala kemerosotan atas implementasi nilai-nilai ideologi Pancasila dalam peraktek kehidupan kebangsaan. Hal tersebut, antara lain, ditandai menguatnya ancaman disharmoni sosial, mengedepannya sentimen primordial, pengingkaran atas realitas pluralisme bangsa yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, dan bahkan masih adanya gerakan-gerakan yang ingin merongrong Pancasila. Dalam kerangka itu, seringkali saya sampaikan bahwa kesenjangan yang paling mendasar dihadapi bangsa dewasa ini, adalah kesenjangan ideologi dan visi tentang Indonesia masa depan.
Di bidang politik, di samping masih adanya “masalah konstitusi” yang ditandai adanya kerancuan dalam praktik ketatanegaraan di mana di satu sisi konstitusi mengisyaratkan sistem pemerintahan presidensial, tetapi di sisi lain juga membuka ruang sistem politik multipartai, juga adanya disharmoni antarlembaga negara yang berpotensi memunculkan konflik kelembagaan, checks and balances sering kali lebih ditempatkan dalam menyelamatkan kepentingan parsial dari pada memperkuat fungsi negara, sistem pemilu yang belum menjamin wakil-wakil rakyat yang berkualitas, sistem pemilu belum mencerminkan format yang ideal, dan bahkan kita masih sangat jauh dari kehidupan demokrasi yang berkualitas sebagai implementasi demokrasi substansial, komunikasi politik kita masih diwarnai intrik, bukan perdebatan konseptual, dan sebagainya.

Di bidang Hukum, kita masih melihat bahwa pelaksanaan proses penegakan hukum yang terjadi selama ini, di samping belum memberikan kepastian hukum, juga belum mencerminkan rasa keadilan masyarakat, masih adanya politisasi hukum, terkesan masih ‘tebang pilih’, mafia hukum dan permasalahan internal lembaga penegak hukum yang membuat turunnya kepercayaan masyarakat, dan sebagainya.
Di bidang pembangunan ekonomi, kita masih melihat bahwa pembangunan yang dilaksanakan belum merata, dan bahkan belum menyentuh sebagian besar lapisan masyarakat perdesaan, belum banyaknya pelaku ekonomi nasional dan daerah terlibat dalam mendorong proses pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga masih terasa adanya ketimpangan dan kesenjangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat, yang tentu saja hal ini sewaktu-waktu dapat memicu adanya konflik sosial dalam masyarakat. Kita masih jauh dari cita-cita negara kesejahteraan. Rakyat Indonesia masih banyak yang belum sejahtera kehidupannya. Masih banyak rakyat yang belum terjamin kebutuhan-kebutuhan pokoknya, belum memperoleh akses pendidikan dan kesehatan yang layak, dan sebagainya.

Berkaitan dengan permasalahan-permasalahan itu, Partai Golkar dengan motto Suara Golkar Suara Rakyat, senantiasa memberikan perhatian secara mendalam, antara lain, dengan mengembangkan program Membangun Indonesia dari Desa, memperjuangkan dana aspirasi bagi pembangunan desa/daerah, memelopori upaya memberdayakan usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana yang selalu saya sosialisasikan dengan motto Bangkit Bersama Pengusaha Kecil dari Sabang sampai Merauke.
Selain permasalahan ekonomi, berbagai permasalahan lainnya juga perlu memperoleh perhatian kita bersama. Terhadap berbagai permasalahan bangsa tersebut, kita mencatat bahwa kapasitas institusi dan kelembagaan negara, belum sepenuhnya mampu menjawab itu semua, dan kondisinya makin krusial karena konstruksi dan modal sosial masyarakat kita turut melemah. Semua ditengarai, antara lain, terutama karena melemahnya nasionalisme dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berkaitan dengan fenomena tersebut, dalam kesempatan ini perkenankan saya mengajak kembali kepada Keluarga Besar Kosgoro 1957 khususnya, dan masyarakat luas untuk mereaktualisasi ideologi Pancasila dalam setiap program kerja dan kehidupan keseharian kita. Pancasila adalah dasar dan ideologi negara, serta falsafah bangsa yang kita yakini bersama mampu menyatukan dan mengokohkan kita dalam kebersamaan sebagai suatu bangsa yang majemuk/plural dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terus terang, akhir-akhir ini Partai Golkar juga cukup prihatin atas dinamika kehidupan kebangsaan kita, yang antara lain diwarnai mengemukanya sikap-sikap saling curiga satu sama lain dalam kehidupan sosial dan politik, yang menimbulkan suasana gaduh dan tidak sehat. Kita khawatir, apabila yang mengemuka adalah intrik-intrik politik, cara-cara berpolitik yang tidak sehat, serta politicking yang mengemuka dalam dinamika kehidupan politik kita, maka bukan tidak mungkin kualitas politik kita akan jatuh merosot pada titik nadir atau titik terendah, yang menempatkan bangsa hidup dalam proses marginalisasi.

Bagi Partai Golkar, situasi seperti itu tidak boleh dibiarkan, karena di samping memperkeruh suasana, juga akan menimbulkan instabilitas politik yang sangat fatal, mengingat kerja-kerja politik kita tidak akan efektif bagi kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara. Kita harus membangun iklim politik kita secara sehat dan kondusif bagi kehidupan dan praktik demokrasi yang fair dan lebih bermartabat. Maka, seharusnya kita menjaga kepercayaan rakyat kepada partai-partai politik, sebagai sarana memperjuangkan aspirasi dan kepentingan mendasar mereka. Tidak boleh membiarkan kepercayaan rakyat kepada partai-partai politik merosot tajam, karena hal seperti itu, tidak hanya membuat partai-partai kehilangan kepercayaan, tetapi juga akan memengaruhi kemerosotan kualitas demokrasi bangsa kita.

Dalam konteks ini, sebagai partai politik, Partai Golkar senantiasa konsisten untuk menjalankan fungsi-fungsinya secara optimal di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara –sehingga Partai Golkar tidak akan kehilangan jatidirinya sebagai partai politik yang mengedepankan motto Suara Golkar Suara Rakyat, The Party of Ideas, Lokomotif Pembangunan Bangsa dengan ciri dan karakter kekaryaan, serta senantiasa pada garda terdepan menjadi pejuang dan pelaksana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi 1945, pembela serta pengamal Pancasila.
Melalui Muspimnas ini, selain konsolidasi dan reaktualisasi kebijakan dan program Kosgoro 1957, saya juga berharap agar Catur Sukses Partai Golkar terus-menerus didengungkan, agar tetap segar dalam ingatan kader, bahwa fungsi keormasan Kosgoro 1957 tidak dapat terlepas dari tugas politik sebagai organisasi yang ikut membidani kelahiran Golkar.
Kita semua harus tetap berpegang pada komitmen mewujudkan tercapainya empat amanat Munas VIII Partai Golkar, yang lebih populer dikenal sebagai Catur Sukses Partai Golkar, yaitu sukses konsolidasi dan pengembangan partai; sukses kaderisasi dan regenerasi; sukses pembangunan demokrasi dan pembangunan berkelanjutan; serta sukses pilkada 2010-2014, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014. Kita harus terus melangkah dalam suasana yang penuh dengan kebersamaan, memantapkan peran dalam mewujudkan tujuan Partai Golkar yang identik dan sejalan dengan tujuan negara.

Langkah-langkah strategis berupa kebijakan dan implementasi program kerja, harus terus disinergikan untuk mewujudkan Catur Sukses tersebut. Namun, saya juga perlu menggarisbawahi, bahwa muara dari itu semua berpuncak pada kemenangan Partai Golkar pada berbagai pilkada, pemilu legislatif dan pilpres 2014, mengingat hal tersebut merupakan terminal perjuangaan yang dituju Partai Golkar bersama ormas-ormas pendukung dan keluarga besarnya, untuk dapat secara langsung mengendalikan kehidupan kenegaraan yang lebih konkret, untuk membangun kemandirian bangsa menuju negara kesejahteraan.

Karenanya, persiapan sedini mungkin oleh segenap Keluarga Besar Partai Golkar, harus terus diaktualisasikan dalam kinerja yang lebih konkret di tengah-tengah perilaku dan kecenderungan pilihan politik masyarakat yang cenderung sangat dinamis. Upaya ke arah itu tidak mungkin terlepas dari pembinaan, penggalangan dan pemberdayaan masyarakat yang lebih terarah dan terpadu, mengefektifkan peran dan fungsi lembaga pemenangan pemilu melalui peran optimal kader, peningkatan citra, dan popularitas serta akseptabilitas Partai Golkar oleh semua kader. Hal ini sesuai dengan strategi Partai Golkar yang mengedepankan pendekatan kampanye secara permanen melalui karya kekaryaan.

Pada kesempatan ini pula, selaku Ketua Umum DPP Partai Golkar, saya ingin menyampaikan bahwa Pimpinan Partai Golkar merasa sangat beruntung memiliki ormas-ormas pendukung yang progresif dalam mencetak kader-kader potensial, militan, dan senantiasa dapat diandalkan. Peran dan kontribusi Kosgoro 1957, dalam konteks ini, tidak dapat diragukan lagi. Karenanya, sekali lagi saya perlu menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kosgoro 1957, untuk bersama Partai Golkar melakukan kerja-kerja dan karya nyata yang terbaik bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Karena, rakyat butuh karya nyata melalui kenyataan, bukan janji melalui pernyataan.

Sampai saat ini, Kosgoro 1957 masih efektif memainkan diri sebagai ormas yang produktif di tengah-tengah kegalauan akan nasib bangsa ini, yang masih menghadapi berbagai tantangan pembangunan yang nyata: kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan masih mudah kita jumpai di mana-mana. Itulah yang membuat kita semua bangga dengan eksistensi dan kiprah Kosgoro 1957, yang tetap andal dalam memainkan peran-peran strategis sebagai ormas yang mendirikan dan konsisten mendukung serta membesarkan Partai Golkar.

Sebagai bagian akhir dari amanat ini, saya ingin mengingatkan bahwa semangat dan sekaligus amanat Munas VIII Partai Golkar adalah bangkit dan merebut kemenangan dalam seluruh pertarungan politik, yang berpuncak pada kemenangan Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014. Dengan demikian, Partai Golkar mampu tampil sebagai partai utama dalam kehidupan politik di Indonesia. Dalam konteks inilah, peran Kosgoro 1957 dan segenap Keluarga Besar Partai Golkar lainnya, sangat besar untuk mencapai kemenangan partai Golkar pada Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014 tersebut.

Minggu, 07 Juli 2013

ARB SEMAKIN BESAR PELUANG UNTUK MEMENANGKAN PEMILU PRESIDEN 2014 MENDATANG



OLEH : LA ODE SARUHU





Partai Golkar akan semakin yakin bahwa Aburizal Bakrie (ARB) maju sebagai calon presiden tunggal akan memenangkan pertarungan dipemilihan presiden 2014 mendatang. Hal ini didasarkan hasil analisis Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar akan mendekati kebenaran dengan minimal perolehan suara nasional 20 %. Hal ini merupakan optimisme setelah media on line Platmerahonline.com baru-baru ini memberitakan bahwa  Jakowi dianggap "Menggali Kuburnya sendiri" Apabila Nyapres Pada 2014. Padahal Golkar di pemilu 2014 mendatang hanya menakuti jika Jakowi ikut jadi maju menjadi calon presiden.


Platmerahonline.com – Pakar Komunikasi Politik Prof. DR. Tjipta Lesmana mengatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sedang menuju “killing field” (ladang pembantaian) apabila dia maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Umum 2014.
“Jokowi sedang menggali kuburnya sendiri apabila dia benar-benar maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. Dia masih memiliki kewajiban sebagai Kepala Daerah DKI Jakarta,” kata Tjipta saat berbicara di depan hadirin peluncuran kajian “Anatomi Kepresidenan RI I-VII” di Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta, Jakarta, Jumat.

Dia mengaku sempat menyarankan Jokowi agar tidak maju sebagai capres mengingat Pemilu 2014 bukanlah momentum yang tepat baginya meski sejumlah lembaga survei pemilu mengunggulkan nama mantan Walikota Surakarta tersebut.

Tjipta mengatakan Jokowi harus berpikir masak-masak antara memanfaatkan tingginya tingkat elektabilitasnya dengan kerugian apabila dia meninggalkan posisi kepala daerah beralih bersaing menjadi RI-1.

“Apabila dia maju nyapres dan menang maka segala proyek dan program pembangunan yang telah diprakarsai Jokowi terhadap Jakarta bakal tersendat-sendat. Perlu diingat dia baru saja memulai tugasnya sebagai gubernur. Dia masih memiliki sisa waktu yang panjang hingga masa jabatannya berakhir,” kata dia.

Belum lagi, tambahnya, masih ada Megawati, seseorang di tubuh PDI Perjuangan yang tidak seharusnya dia langkahi begitu saja untuk nyapres.

Jokowi resmi dilantik menjadi Gubernur Jakarta periode 2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo setelah dia memenangi bursa persaingan kepala daerah pada akhir tahun lalu.

Namun, Tjipta tidak memungkiri apabila Jokowi memiliki potensi besar untuk menang pada Pilpres 2014 apabila dia memutuskan untuk meletakkan jabatan sebagai gubernur.
“Sayangnya semua tidak akan mudah bagi dia (Jokowi) apabila dia memutuskan meletakkan jabatannya,” kata Tjipta yang berpendapat, penerus Jokowi belum tentu melanjutkan tugasnya dengan baik.@nt

Kamis, 04 Juli 2013

DEMOKRASI DI INDONESIA DALAM KEADAAN BAHAYA

OLEH : LA ODE SARUHU
 
 

Kelemahan yang muncul dalam berbagai proses politik di Republik ini memperkuat dugaan kecenderungan menjauhnya demokrasi kita dari kondisi demokrasi yang terkonsolidasi. Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang cacat, munculnya pemilih siluman di pemilihan kepala daerah, dan pelanggaran hukum dalam pemilu yang tidak pernah ditindak serius menjadikan proses demokrasi diragukan kualitas dan integritasnya.

Berbagai kelemahan administratif dalam Pilkada DKI merupakan contoh potret dari buruknya proses demokrasi di Republik ini. Sementara di tingkat nasional, pemilu menghasilkan banyaknya wakil rakyat yang pikirannya dipenuhi oleh nafsu menyunat uang negara.

Para politisi DPR lebih terlihat seperti kucing nakal yang selalu menunggu kelengahan tuannya daripada memerankan salah satu fungsi lembaga legislatif yaitu sebagai pengawas pemerintah. Pemilu tidak menghasilkan pemimpin nasional dan daerah yang sesuai harapan.

Beda Konsep dan Realitas

Kelemahan yang muncul dalam pemilu salah satunya disebabkan oleh ketidak seriusan berbagai pihak. DPT misalnya, terus-menerus menjadi noda yang mengurangi kualitas dan integritas pemilu. Hal ini selalu muncul akibat tidak seriusnya penyelenggara pemilu dalam memutakhirkan data penduduk yang berkualitas buruk. Akibatnya, penyelenggara seakan tidak mampu melakukan perbaikan atas DPT.

Kelemahan lainnya adalah akibat penegakan hukum yang lemah. Penegakan hukum yang lemah diberbagai proses pemilu bagaikan kanker yang menggerogoti hal yang paling mendasar dari setiap proses politik. Karena semakin menguatnya perkembangan negatif ini, secara perlahan, proses politik hanya tinggal tata cara teknis.

Penegakan hukum yang lemah bisa diakibatkan oleh adanya penyelenggara yang lemah. Apa yang dinyatakan Ketua KPU Husni Kamil Malik beberapa waktu lalu bahwa KPU tidak akan melakukan pembatasan dana kampanye pribadi dengan alasan hal itu tidak diatur undang-undang pemilu merupakan aba-aba akan terjerumusnya pemilu pada hanya hal-hal teknis. Terciptanya kontestasi yang berimbang sehingga proses demokrasi tidak ditaklukkan kekuatan uang, termasuk terhindarnya proses demokrasi dari money politics, dianggap tidak penting lagi.

Yang dianggap penting kemudian hanyalah berjalannya tahapan-tahapan pemilu tanpa terlalu mempermasalahkan kualitas proses-proses tersebut. Nilai-nilai seperti kejujuran dan fairness tidak lagi menjadi moral dalam politik. Dalam kondisi seperti ini, yang muncul kemudian adalah tuduh-menuduh tanpa dasar yang menjurus pada fitnah, black campaign, dan money politics.

Demokrasi hanya menjadi sebatas penampakan yang berbeda dari realitas sesungguhnya. Nampak seperti demokrasi padahal yang berjalan adalah transaksi berbasis uang dan oligarki. Berkembangnya demokrasi tidak lagi ditandai berkembangnya sosiabilitas, melainkan ditandai oleh semakin bertambahnya ongkos politik.

Perampok Baru

Dari pemilu yang tidak lagi mengindahkan koridor moralitas dan hukum, hampir dipastikan menghasilkan pemimpin yang juga tidak segan-segan melanggar moralitas dan hukum. Proses politik yang terjadi terlihat seperti menghasilkan pemimpin baru padahal yang terjadi adalah dihasilkannya “perampok” baru.

Setelah pemilu, yang terjadi bukannya perbaikan pemerintahan yang semakin memberikan manfaat bagi rakyat melainkan dimulainya penyalahgunaan kewenangan dan korupsi baru. Alih-alih memanfaatkan kekuasaan untuk kebaikan umum, malah sibuk menggerogoti dan bancakan seperti memberi konsesi untuk donator kampanye, terima suap agar modal dapat kembali, dan kongkalikong menggasak uang negara sembari mengolah citra untuk kepentingan pemilu berikutnya.

Tak heran jika pasca pemilu yang kita lihat adalah DPR yang sibuk menggerogoti sehingga lembaga wakil rakyat berubah fungsi menjadi pusat korupsi. Sedangkan pemerintah sibuk berbedak dan gincu pencitraan. Sementara Di daerah, desentralisasi dan otonomi daerah menjadi tembok yang melindungi kesewenangan dan perilaku korup pemimpin daerah. Setiap lima tahun, Republik dipimpin oleh “perampok-perampok” baru.

Demokrasi yang Dalam Keadaan Bahaya
Demokrasi yang dikuasai uang sesungguhnya merupakan demokrasi yang rentan. Dengan kata lain demokrasi yang dalam keadaan bahaya. Tak heran, dalam Index Demokrasi 2010 yang dikeluarkan The Economist, Republik ini berada dalam kategori flawed Democracy, demokrasi yang memiliki banyak cacat sehingga mudah bergeser ke otoritarian.

Setelah demokrasi terjerumus ke dalam demokrasi uang dimana money politics amat sulit untuk ditindak, yang mudah terlihat adalah tidak adanya kompetisi yang sehat, tidak adanya fairness. Kondisinya semakin parah saat penyelenggara lemah dan terpaku pada teks undang-undang.

Dalam kondisi seperti itu, dengan memakai kriteria Index Demokrasi The Economist, flawed democracy dengan mudah akan terlempar pada kondisi hybrid di mana pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi semakin muram. Akhirnya, demokrasi uang bisa menjerumuskan Republik kembali pada kondisi otoritarian.

Penutup

Kekhawatiran akan semakin terpuruknya Republik sampai akhirnya jatuh ke titik nadir semakin besar setelah mencermati kondisi pemerintahan yang buruk, penuh suap dan korupsi. Selain itu, kinerja ekonomi biasa-biasa saja. Kemiskinan, kesenjangan, dan ketidakadilan semakin mengkhawatirkan.

Kondisi ini diperparah oleh tidak berfungsinya institusi politik. Parlemen dan partai politik abai terhadap fungsinya. Di sisi yang lain, yaitu pemerintah, leadership lemah yang kemudian menghasilkan pemerintahan yang korup, reformasi birokrasi tidak berjalan, remunerasi hanya menghasilkan pegawai berpenghasilan tinggi yang tetap korup.

Akhirnya, pemerintahan semakin tidak transparan dan akuntabel dan tidak memiliki komitmen pada kepentingan publik. Kelemahan pada proses politik menghasilkan elite-elite yang bermental perampok yang pada akhirnya akan membahayakan, tidak hanya demokrasi, melainkan kehidupan bernegara secara keseluruhan. Bandul yang bergerak seperti itu terus mendekatkan Republik pada kondisi negara gagal.