ARB FOR PRESIDEN RI KE-7

ARB FOR PRESIDEN RI KE-7
ARB AKAN MEMBANTU SISTEM RUMPUT LAUT DI LIYA

Rabu, 03 Juli 2013

LIMA TANTANGAN PARTAI GOLKAR YANG HARUS DIPECAHKAN !!


 
OLEH : ALI HABIU
 
 
Mendekati waktu pelaksanaan Munas, ada berbagai tantangan yang harus dijawab oleh partai untuk bangkit. Calon kandidat ketua umum Golkar Ferry Mursyidan Baldan mengungkapkan lima cobaan ke depan dalam menghadapi pemilu 2014.

"Tantangan pertama", adalah mengembangkan Golkar menjadi partai yang menjadi "rumah politik bagi semua dan meninggalkan pandangan faksionalisme," kata Ferry di Jakarta, Selasa (11/8).
Dilanjutkan Ferry, sejatinya kekuatan Golkar adalah miniatur konstelasi kebangsaan yang ada, sehingga jika mendapat peran kenegaraan, maka kader Golkar dapat menjaga harmoni dalam keragaman bangsa.

"Tantangan kedua", ujarnya, ialah mengembangkan dan memperkokoh kaderisasi partai, dengan mengembangkan program yang tidak semata berupa pelatihan, tapi lebih pada membangun sistem pendelegasian terukur dalam mengemban misi partai.

"Dalam hal ini perlu ada semacam penegasan bahwa mengemban misi partai tidak semata pada kader yang ada di kekuasaan (legislatif, eksekutif atau pun di yudikatif), tapi melaksanakan program sosial kemasyarakatan adalah juga proses kaderisasi," ujarnya.

Sebab, selain merupakan hal yang menguatkan makna peran kader di kekuasaan (fungsi agregasi), tetapi juga mengokohkan sikap peduli Golkar terhadap masyarakat, bukan dekat ketika menjelang Pemilu saja.

"Tantangan ketiga", menurut anggota Komisi II DPR RI itu, adalah membangun militansi dan semangat berpartai yang kuat.

"Sebagai partai yang relatif sudah lama eksis, secara tidak langsung Golkar memiliki kewajiban moral untuk menunjukkan bagaimana seharusnya sikap mental orang partai, yang tidak menimbulkan sikap ketidakpercayaan masyarakat kepada politisi," katanya.
 
Mengembangkan militansi dan semangat berpartai, ujarnya, merupakan hal yang mendasar untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

"Karena kenyataannya ini adalah modal dasar guna menjadikan partai maupun politisi tidak menjadi terasing dengan harapan masyarakatnya. Makanya, jika sikap ini tidak dikembangkan, maka partai ada semata menjadi alat untuk sekedar berkuasa, sehingga partai sebagai aset bangsa dan pilar demokrasi menjadi sekadar slogan," jelas mantan aktivis HMI ini.

Pada giliran berikutnya, menurutnya, hal ini akan berakibat pada semakin tipisnya kepercayaan kepada partai.

"Tantangan keempat", lanjut Pimpinan Ikatan Kekeluargaan Alumni Universitas Padjadjaran (Unpar) Bandung itu ialah mengembangkan tradisi berprestasi dalam pengelolaan partai, sehingga timbul semangat untuk memajukan partai.


"Hal ini harus dilakukan sebagai penghormatan terhadap mandat atau amanah masyarakat yang diberikan dalam Pemilu. Mulai Munas dan Musda 2014, maka prestasi politik pengurus Golkar pada Pemilu menjadi dasar pemberian hak-haknya dalam mekanisme internal partai," usulnya.

Hal ini, menurut politisi senior Golkar itu, bisa dimulai dengan adanya 'voting right' yang diberikan secara berbeda berdasar persentase perolehan suara Pemilu.

"Misalnya pada Munas atau Musda pada 2014, maka DPD yang meraih sampai dengan 10 persen (suara) mempunyai satu hak suara, 10 persen sampai dengan 20 persen mempunyai dua hak suara, 20 hingga 20 persen memiliki tiga hak suara, demikian seterusnya, dan berjenjang sampai ke tingkat Pengurus Desa maupun Kelurahan," ujarnya.
Dengan demikian, kata Ferry, akan ada keadilan, tumbuh semangat berprestasi dan hal ini menjadi sejalan dengan mandat rakyat.

"Tantangan kelima", yang harus dikembangkan Golkar sebagai partai terbuka adalah tidak memahami hak politik yang dimiliki sebagai partai sebagai hak ekslusif.
Misalnya, dalam proses pengajuan calon anggota legislatif (Caleg) untuk Pemilu 2014, Golkar harus mulai mengembangkan sistem yang terbuka, yakni dengan melakukan proses 'talent scout' kepada orang-orang pintar negeri ini yang menurut Golkar layak diusulkan untuk memperkuat parlemen.

Hal itu, menurutnya, dapat dijadikan dasar untuk menegaskan Golkar sebagai partai yang terbuka, sekaligus sumbangsih bagi kemajuan negara. "Sebagai langkah awal, untuk level DPR RI kisarannya sekitar 20 persen dari caleg yang diajukan, untuk DPRD bisa dimulai dengan angka 10 persen, misalnya," ujarnya.

Pada gilirannya nanti, menurutnya, hal ini akan menegaskan bahwa PG itu bagian dari masyarakat. " kelima tantangan yang setidaknya harus menjadi agenda prioritas Golkar menyongsong Pemilu 2014 yang semakin kompetitif," tegas Ferry. [*/bar]

 

Tidak ada komentar: